Jumat, 12 April 2013

SEJARAH DAN PERISTIWA

3 Raja "Bocah" yang Mengubah Sejarah

 

 Seorang raja di abad pertengahan tentunya memiliki wibawa yang sangat besar dan kekuasaan absolut. Sejarah pun mencatat nama tiga orang raja yang naik takhta di saat usia mereka masih di bawah 18 tahun dan wafat di usia di bawah 25 tahun. Namun, eksistensi mereka cukup memberikan pengaruh besar pada dunia ini.

1. Ptolemy XIII Theos Philopator


Di saat Mesir dipimpin oleh Dinasti Ptolemaik, Ptolemy XIII naik takhta saat usianya masih 12 tahun. Firaun muda itu menjadi kepala negara pada tahun 51 SM di bawah bayang-bayang saudarinya, Cleopatra. Karena cemburu dengan kepopuleran Cleopatra, Ptolemy XIII mengobarkan perang saudara pada 48 SM dan berhasil mengusir Cleopatra dari Mesir ke Suriah. Demikian, dilansir dari History.com, Kamis (4/4/2013)

Ptolemy pun membangun aliansi dengan Pimpinan Roma di Pmpey yang pada saat itu tengah berperang dengan Julius Caesar. Ketika Pompey kalah, jendral Roma itu datang meminta perlindungan ke Mesir. Ptolemy XIII dan walinya, Pothinus, menerimanya namun akhirnya jendral itu justru dibunuh karena Ptolemy ingin mengambil hati Caesar.

Namun saat Caesar datang ke Mesir, Caesar justru merasa terganggu karena Ptolemy mempersembahkan kepala musuhnya yang mereka bunuh. Caesar menegaskan, musuh bebuyutannya harus dimakamkan secara hormat menurut tradisi Roma. Cleopatra VII yang sudah diusir oleh adiknya sendiri, justru berhasil mendapatkan atensi dari Caesar. Caesar pun merancang plot pembunuhan terhadap Pothinus dan meminta Ptolemy melakukan rekonsiliasi dengan Cleopatra.

Ptolemy menolak usulan itu, dan langsung memimpin perlawanan terhadap Roma. Caesar cukup kesulitan menghadapi Ptolemy, perpustakaan Roma di Alexandria pun terbakar. Namun peperangan itu dimenangkan oleh Caesar ketika pasukan Roma tiba di Pergamum. Ptolemy pun dikabarkan tewas tenggelam ketika berupaya menyeberangi Sungai Nil.

2. Kaisar Shunzhi

Kaisar ketiga dari Dinasti Qing di China ini diangkat ketika masih lima tahun. Fulin berkuasa pada 1643 silam setelah ayahnya wafat, namun karena terlalu muda, Shunzhi diwakili oleh pamannya sendiri, Dorgon.

Dorgon hanya menjadi wali bagi kaisar kecil itu selama enam tahun. Setelah Dorgon meninggal dunia, kaisar yang masih berusia 11 tahun itu langsung memegang kendali pemerintahan di kerajaan Asia Timur itu.

Salah satu kebijakan kaisar muda itu adalah membangun aliansi dengan sejumlah badan-badan hukum di dinasti itu dan mengentaskan korupsi. Shunzhi juga mencoba mengonsolidasikan kekuatan Dinasti Qing.

Kaisar Shunzhi dikenal sebagai seorang pemimpin dengan wawasan terbuka. Bocah itu mempelajari sains, astronomi, serta beberapa nilai-nilai keagamaan. Shunzhi juga terkenal dengan sikap toleransinya antar umat beragama.

Pada 1652 silam, Kaisar Shunzhi menggelar resepsi di Peking untuk menyambut Dalai Lama V. Shunzhi juga sempat melakukan konsultasi dengan seorang misionaris Jesuit asal Austria, Johan Adam Schall von Bell. Shunzhi meninggal dunia karena cacar pada usia 22 tahun. Putranya, Kangxi, langsung diangkat menjadi kaisar dan memimpin China selama 60 tahun.

3. Raja Baldwin IV dari Yerusalem

Raja Baldwin IV yang naik takhta pada usianya yang ke-15 tahun, telah menjadi Pemimpin Yerusalem. Raja Baldwin IV menderita penyakit kusta sejak masih kecil. Baldwin mempertahankan Yerusalem dari serangan Sallahuddin al-Ayyubi yang memimpin Mesir dan Suriah.

Ketika Sallahuddin bergerak ke Kota Ascalon pada 1177, Raja Baldwin muda maju menghampiri Sallahuddin dengan pengawalan ratusan Ksatria Templar. Baldwin mengaku, dirinya sangat ingin berperang melawan pasukan Sallahuddin usai perjanjian gencatan senjata itu berakhir.

Namun Baldwin IV terlalu lemah karena penyakit kustanya. Baldwin tidak sanggup menunggang kuda dalam waktu yang cukup lama. Dan dalam beberapa tahun, kondisi Baldwin pun kian melemah.

Baldwin IV wafat pada 1185 di usianya yang ke-23 tahun. Baldwin IV digantikan oleh keponakannya yaitu Baldwin V yang masih berusia delapan tahun. Namun Baldwin V hanya memerintah selama satu tahun karena pada 1186 bocah itu meninggal dunia. Satu tahun kemudian, Sallahuddin al-Ayyubi berhasil memenangkan Pertempuran Hattin, dan mengambil alih kekuasaan Kerajaan Yerusalem.

Sumber : http://international.okezone.com/read/2013/04/03/414/785739/3-raja-bocah-yang-mengubah-sejarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar